Kamis, 23 Desember 2010

PELAKSANAAN SLPTT DI DUSUN PILANGGRESIK - KEDAMEAN

PELAKSANAAN SLPTT DI DUSUN PILANGGRESIK - KEDAMEAN

Pelaksanaan SLPTT Padi Hibrida pada tanggal 22 Desember 2010 dilaksanakan di dusun Pilang Gresik Kec. Kedamean. Dalam SLPTT ini, PPL, THL, Mantri Tani dan Petugas OPT Kec. Kedamean semuanya hadir. Pertemuan kali ini membahas tentang musuh alami hama padi maupun tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Petani langsung melaksanakan praktek di lahan LL (laboratorium Lapang) milik petani.


Kamis, 09 Desember 2010

Pelatihan Media Cetak Angkatan II bagi PPL

Bertempat di BDP Mataram - Lombok - NTB, dilaksanakan Pelatihan Media Cetak & Visual Angkatan II oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi - Bogor dari tanggal 28 Nopember s/d 4 Desember 2010. Tujuan daripada pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penyuluh melalui media massa tercetak dan visual.
Peserta Pelatihan Media Cetak dan Visual ini adalah dari Propinsi NTB, NTT, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarya, Kalimantan Selatan, Timur, Tengah dan Kalimantan barat. Pelatihan untuk Media Cetak berjumlah 56 jam pelajaran, terdiri dari Materi Kelompok Dasar 9 jam, Kelompok Inti 35 jam dan Kelompok Penunjang 12 jam pelajaran.

Selasa, 23 November 2010

MEMBUAT PUPUK KOMPOS/BOKHASI



Moretan dapat dimanfaatkan untuk membuat bokhasi/kompos dengan cepat dan hasilnya memuaskan sehingga dapat digunakan untuk memupuk tanaman kita.

Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan bahan -bahan sebagai berikut :
1. Sekam 4 karung (100 kg)
2. Kotoran kambing 2 karung (100 kg)
3. Dedak halus 1 karung (10 kg)
4. Moretan 5 liter
5. Air 100 liter
6. Embrat (alat penyiram) 1 buah.

Adapun langkah-langkahnya:
1. Campur dan aduk sekam dengan kotoran kambing.
2. Tambahkan dedak halus lalu diaduk lagi hingga rata.
3. Campurkan 2 gelas moretan dengan 10 liter air.
4. Siramkan moretan pada campuran sekam, kotoran kambing dan dedak sampai rata.
5. Penyiraman moretan dilakukan sampai campuran tidak mengeluarkan air dan tidak dikepal dan tidak buyar/pecah ketika dibuka kepalannya.
6. Tumpuk campuran setinggi 0,5 – 1 M.
tutup campuran dan terpal selama 1 minggu. Setiap 3 hari sekali dibalik supaya tidak terlalu panas.
7. Campuran telah menjadi bokhasi jika muncul bau seperti tape dan berwarna
kecoklatan.

Senin, 18 Oktober 2010

Pendaftaran CPNS Deptan Tahun 2010


Kementerian Pertanian membuka pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) guna mengisi lowongan formasi Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2010 untuk ditempatkan pada Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian di seluruh Indonesia.

Tujuan dari rekrutmen ini adalah mencari tenaga-tenaga yang berkompeten di bidangnya, berwawasan luas, bermoral dan berdedikasi tinggi untuk bergabung menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Pertanian untuk membangun pertanian Indonesia yang berkelanjutan. Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan guna mengisi formasi PNS di Kementerian Pertanian dapat dilihat pada menu Pengumuman.

UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN KLIK "PENDAFTARAN CPNS DEPTAN TAHUN 2010"

Senin, 11 Oktober 2010

BUDIDAYA PISANG



Budidaya Pisang

PISANG ( Musa sp. )
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, Jakarta.

1. SEJARAH SINGKAT
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan Gedhang.

2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang Ambon, Susu, Raja, Cavendish, Barangan dan Mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).

3. MANFAAT TANAMAN
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.

4. SENTRA PENANAMAN
Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2) Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3) Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
5.2. Media Tanam
1) Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2) Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50-200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
1) Persyaratan Bibit
Tinggi anakan yang dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik
digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yang lebar.
2) Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3) Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut :
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yang lebar.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran pengeluaran air.
2) Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan angin.
3) Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah datar. Di atas landasan dan sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
2) Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempalan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4) Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).
5) Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
6) Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh
dipasang terus menerus.
7) Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan
sedalam 30 cm ke dalam tanah.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang. Gejala : lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian yang diserang adalah akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4) Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah. Gejala : pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
7.2. Penyakit
1) Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2) Panama
Penyebab : jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3) Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4) Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
5) Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
7.3. Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan :
1) Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup dan dalapon.
2) Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3) Menutup tanah dengan plastik polietilen.

8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
8.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
8.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
8.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

9. PASCAPANEN
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan
dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
1. Tahun ke-1 Rp. 5.338.000,-
2. Tahun ke-2 Rp. 4.235.000,-
3. Tahun ke-3 Rp. 4.518.000,-
4. Tahun ke-4 Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
1. Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan Rp. 6.000.000,-
2. Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3. Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
4. Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
1. Keuntungan selama 4 tahun penanaman Rp. 23.363.700,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 5.840.925,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan Rp. 7.500,-
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan. 11. STANDAR PRODUKSI 11.1.Ruang Lingkup Standar ini meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan. 11.2.Diskripsi Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996. 11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70 & >80
b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang adalah sebagai berikut:
a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5 c) Dimeter Pisang (cm): Kelas A 2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5
Untuk mencapai dan mengetahui syarat mutu harus dilakukan pengujian yang meliputi :
a) Penentuan Keseragaman Kultivar.
Cara kerja dari pengujian adalah ; Hitung jumlah dari seluruh contoh buah pisang segar, amati satu persatu secara visual dan pisahkan buah yang tidak sesuai dengan untuk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari buah pisang yang tidak sesuai dengan kultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari buah pisang yang dinilai mempunyai bentuk dan warna yang tidak khas untuk kultivar yang bersangkutan terhadap jumlah jari keseluruhannya.
b) Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.
Ukur panjang dari setiap buah contoh dan dihitung mulai dari ujung buah sampai pangkal tangkai dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur yang sesuai. Ukur pula garis tengah buah dengan menggunakan mistar geser. Pisahkan sesuai dengan penggolongan yang dinyatakan pada label di kemasan.
c) Penentuan Tingkat Ketuaan.
Perhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang segar. Buah yang tidsak bersudut lagi (hampir bulat) berati sudah tua 100%, sedangkan yang masih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.
d) Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis
Hitung jumlah jari dari seluruh contoh buah pisang. Amati satu persatu jari buah secara visual dan pisahkan buah yang dinilai mengalami kerusakan mekanis/fisik berupa luka atau memar. Hitung jumlah yang rusak lalu bagi dengan jumalh keseluruhannya dan dikalikan dengan 100%.
e) Penentuan Kadar Kotoran
Timbang seluruh contoh buah yang diuji, amati secara visual kotorang yang ada, pisahkan kotoran yang ada pada buah dan kemasannya seperti tanah, getah, batang, potongan daun atau benda lain yang termasuk dalam istilah kotoran yang menempel pada buah dan kemasan, lalu timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh contoh buah yang diuji kali dengan 100%.
11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.
a) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 1–5 : contoh semua
b) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 6–100 : contoh : sekurangkurangnya 5
c) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 101–300 : contoh sekurangkurangnya 7
d) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 301–500 : contoh sekurangkurangnya 9
e) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 501–1000 : contoh sekurangkurangnya 10
11.5.Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton. Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan

Senin, 06 September 2010

SLPTT JAGUNG HIBRIDA NT-10 DI MENUNGGAL






Pada Hari Senin, tanggal 6 September 2010, di desa Menunggal Kecamatan Kedamean dilaksanakan kelanjutan Program SLPTT Jagung Hibrida varietas NT-10. Acara yang dipandu oleh Penyuluh Pertanian WIBI Menunggal, Sdr. Bambang Pujaratno, SP dan Mantri Pertanian Ibu Istiqomah, SP ini berlangsung di suasana gerimis. Padahal semestinya bulan September ini belum musim hujan. Namun tak mengurangi minat para petani di desa menunggal untuk mengikuti kegiatan ini. Hadir pula dalam kegiatan ini Bapak Sekretaris Desa Menunggal, Ketua Poktan Rukun Makmur I, Bpk. Ridwan, Ketua Gapoktan Bpk. Suyoto dan Tokoh Masyarakat setempat.

Senin, 30 Agustus 2010

BUDIDAYA MELON



Budidaya Buah Melon

PENDAHULUAN
Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.

2.2. Media Tanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Pembuatan Media Semai
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

3.1.2. Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit
Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.
Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar


3.2.5. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2

3.2.6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

3.3.2. Cara Penanaman
Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polibag.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.
3.4.3. Perempelan>
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.


3.4.4. Pemupukan



3.4.5. Penggunaan Hormonik
Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.

3.4.6. Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.

Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.5.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3. Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

3.6.2. Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.

3.6.3. Penyimpanan
Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering.

Sabtu, 31 Juli 2010

STUDY BANDING KE PT. JHS JEMBER




Pada hari Senin tanggal 26 Juli 2010, seluruh Petugas Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gresik yang melaksanakan pelatihan SLPTT berangkat ke Jember. Dalam perjalanan, Group SLPTT Kedelai mampir ke Kelompok tani pengembang trichogramma japonicum di PPAH beji pasuruan. Setelah itu melanjutkan perjalanan dan menginap di lokasi wisata "Pasir Putih" Situbondo. Keesokan paginya melanjutkan perjalanan ke Jember, ke PT. JHS jagung Hibrida Sulawesi. Di JHS semua peserta diajak berkeliling kawasan pabrik untuk melihat secara langsung prosesing pembuatan benih Jagung Unggul bermutu buatan PT. JHS, seperti ASIA 1 (A1) maupun Nusantara.

Kamis, 22 Juli 2010

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KEDAMEAN: Menghadiri Peresmian Pasar Induk " Puspa Agro "

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KEDAMEAN: Menghadiri Peresmian Pasar Induk Puspa Agro di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

Sabtu, 17 Juli 2010

Menghadiri Peresmian Pasar Induk " Puspa Agro "





Pada hari Sabtu, Tanggal 17 Juli 2010 Petugas Pertanian BPP Kec. Kedamean dan Gapoktan dari desa Banyuurip Kedamean menghadiri undangan dari Bapak Gubernur jawa Timur, Pakde Karwo dalam rangka peresmian Pasar Induk " Puspa Agro " di desa Jemundo Kec. Taman kab. Sidoarjo. Dalam acara ini Gapoktan dari desa Banyuurip menampilkan Tanaman Hias Adenium sebagai Tanaman Hias andalan yang ditampilkan dalam Pameran mewakili Kab. Gresik. Puspa Agro, adalah Pasar Induk Terbesar kedua se Asia Tenggara setelah Thailand dengan luas 50 Ha. Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Menteri Kelautan dan Perikanan hadir dalam acara ini. Termasuk tentu saja Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Sidoarjo serta para Undangan se Prop. Jawa Timur. Pemecahan Rekor MURI kali ini tercipta disini dengan Acara Panggang Bandeng terpanjang di Indonesia sepanjang 5.200 m.

Jumat, 25 Juni 2010

Pertemuan Bulanan Penyuluh Pertanian




Pada tanggal 23 Juni 2010, bertempat di balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Driyorejo Kec. driyorejo, Kab. Gresik, dilaksanakan pertemuan bulanan Penyuluh Pertanian se wilayah ex kawedanan Driyorejo yang meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu Driyorejo, Kedamean, Wringinanom dan Menganti. Pada acara ini, Bpk. Ir. Labat Wibowo, MMA selaku Kelompok jabatan Fungsional Kab. Gresik menyampaikan bahwa Munas HKTI dilaksanakan di Bali. Kemudian Programa Penyuluhan Pertanian tingkat BPP harus di susun tiap tahun, kemudian Peta pengembangan wilayah juga harus dibuat. disampaikan pula bahwa akan dilaksanakan pula pelatihan SLPTT bagi petugas. Dan perlu diketahui pula bahwa KTNA Kec. Driyorejo, Sdr. Soegianto, SS terpilih menjadi KTNA terbaik.

Selasa, 22 Juni 2010

Pelatihan Perbenihan Bawang Merah



Pada tanggal 13 s/d 19 Juni 2010, Kontak Tani dari dusun gading Mojowuku Kec. Kedamean, dan THL Kec. Kedamean melaksanakan Pelatihan Perbenihan Bawang Merah di Balai Diklat Pertanian Balong Gebang Nganjuk. Kontak Tani yang melaksanakan pelatihan adalah Bpk. Khoiri sedangkan THL yang berangkat adalah Sdr. Hery Suroso, A.Md dan Mustajab. Setelah melaksanakan pelatihan, Rencana Tindak Lanjut (RTL) nya adalah melaksanakan praktek hasil pelatihan di wilayah desa Mojowuku khususnya dan wilayah BPP Kecamatan Kedamean pada umumnya.

Jumat, 04 Juni 2010

Pelatihan Poktan



Pada hari Kamis Tanggal 3 Juni 2010, bertempat di Lantai III Ruang Pertemuan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik, dilaksanakan Pelatihan Kelompok tani. Pelatihan ini melibatkan 4 (empat) Kecamatan di wilayah kabupaten Gresik. Salah satunya adalah Desa Turirejo, Kec. Kedamean. Pelatihan tentang Budidaya Kacang tanah, Kacang Hijau dan Kemitraan ini bekerja sama dengan PT. GARUDA FOOD PATI Jawa Tengah.
PT. Garuda Food dalam kemitraan ini adalah : 1. memberikan jaminan pasar (kepastian harga, pembelian secara kontinyu) 2. memberikan pendampingan teknologi budidaya yang meliputi : a.Bimbingan teknis dari pra tanam sampai pasca panen b.bimbingan pengorganisasian panen c.Pelatihan-pelatihan teknis yang diperlukan. Program PT.Garuda Food adalah mengutamakan petani yang tergabung dalam wadah kelompok tani, kemudian sejjumlah 2 (dua) sampai dgn 5 (lima) kelompok tani dgn luas lahan minimal 50 Ha.

Rabu, 19 Mei 2010

Lomba Desa di Lampah

Hari Rabu, Tanggal 5 Mei 2010 acara lomba desa se Kabupaten Gresik dilaksanakan di desa Lampah Kecamatan Kedamean. Acara yang dihadiri oleh Tim Penilai Tingkat Kabupaten Gresik, Camat Kedamean, Kepala Desa se Kec. Kedamean dan para undangan ini berlangsung pada sesi kedua setelah Tim Penilai mengunjungi Kecamatan Menganti. Dalam sambutannya Ibu Kepala Desa Lampah mengatakan bahwa Desa lampah amat layak untuk menyandang predikat Juara Lomba Desa se Kabupaten Gresik. Ini didukung juga oleh Bapak Camat Kedamean.

Rabu, 21 April 2010

Pelatihan SP.2010






Baru-baru ini Sebagian Petugas pertanian di BPP Kedamean mengikuti pelatihan sensus di New Grand Park Hotel Surabaya yang dimulai dari tanggal 1 s/d 22 April 2010. Pelatihan yang melibatkan Petugas Sensus wilayah Gresik dan Surabaya ini dilaksanakan bertahap. kebetulan Petugas Kedamean ikut pada Pelatihan gelombang IV dan V. Sensus Penduduk yang start pada awal sampai akhir bulan mei di seluruh Indonesia ini harus dilaksanakan selesai tepat waktu. namun khusus Kabupaten Gresik berhubunga ada Pemilukada maka start sensus dimulai pada tgl. 23 April 2010, kemudian libur 1 minggu pada hari tenang dan dilanjut sampe akhir Mei 2010.

Jumat, 19 Maret 2010

Sosialisasi Petrobio





Baru-baru ini di balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kedamean - Gresik diadakan sosialisasi penggunaan pupuk hayati Petrobio kerjasama antara Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gresik dengan PT. Petrokimia kayaku. Hadir dalam pertemuan ini Seluruh Poktan dan Gapoktan se Kecamatan Kedamean, Penyuluh Pertanian, mantri tani, Pengamat Hama / Penyakit (PHP) dan THL se wilayah BPP Kedamean.

Minggu, 07 Maret 2010

Kerja Bhakti




Petugas pertanian Kecamatan Kedamean Kab. Gresik sedang melaksanakan kerja bhakti dan bersih - bersih di sekitar Kantor BPP Kedamean. Kebersihan Kantor adalah termasuk salah satu hal yang bisa memotivasi kinerja dari petugas pertanian. maka dari itu program bersih - bersih kantor ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali di BPP Kedamean. Mudah - mudahan hal semacam ini bisa diikuti oleh BPP - BPP yang lain termasuk juga instansi-instansi yang lain.

Rabu, 17 Februari 2010

TILIK DESA DI DESA SIDORAHARJO




Tilik Desa dalam rangka persiapan Musim Tanam 2009/2010 dan untuk menumbuh kembangkan produk unggulan pertanian satu sentra satu produk unggulan, pada hari Senin tanggal 15 januari 2010 dilaksanakan di Balai Desa Sidoraharjo Kec. Kedamean. Pejabat yang hadir dalam acara ini adalah Ibu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Drh. Ninik Sudiharni, Kelompok jabatan fungsional Kab. Gresik, PT. Petrokimia Gresik, Muspika Kec. Kedamean, Petugas Pertanian BPP Kedamean dan Gapoktan + Poktan se Kec. Kedamean.
Acara yang berlangsung sukses ini membahas tentang perkembangan PUAP di Gapoktan, Pelaksanaan pemupukan berimbang dengan menyertakan penggunaan pupuk organik.

Rabu, 10 Februari 2010

Kegiatan SLPTT di desa Lampah


Pada hari Rabu, tanggal 10 Pebruari 2010, SLPTT (sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) kembali dilaksanakan di desa lampah Kecamatan Kedamean Gresik. Petugas yang hadir pada kegiatan ini adalah dari Penyuluh Pertanian, Pengamat hama Penyakit (PHP) dan Mantri Tani. Kegiatan SLPTT ini diikuti oleh seluruh Anggota Poktan desa Lampah sebanyak 25 (dua puluh lima orang). Pertemuan kali ini membahas dan praktek mengamati tanaman padi langsung di lahan. pengamatan dimulai dengan pengamatan anakan dan gejala terjadinya serangan h/p. kemudian dilanjutkan dengan diskusi. selanjutnya adu argumen antar anggota Poktan.

Kamis, 28 Januari 2010

Pertemuan Bulanan PPL



Pertemuan Bulanan Penyuluh Pertanian dan Petugas Pertanian Kecamatan Kedamean dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Januari 2010. Kali ini yang giliran ketiban sampur alias ketempatan untuk pertemuan adalah Bpk. SARDI, SP Mantri Perkebunan Kec. Kedamean. Pada pertemuan kali ini dibahas masalah kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan di BPP Kedamean, yaitu SLPTT tanaman padi dan Rencana SLPTT tanaman Padi Hibrida, serta SLPTT Tan. Kedele.
Pertemuan Bulanan ini hendaknya diadopsi oleh rekan-rekan Petugas Pertanian yang lain untuk mengevaluasi kinerja kita selama satu bulan sekali.

SLPTT di desa Kedamen




Pertemuan di dusun Balong Jrambah desa Kedamean dilaksanakan pada hari Rabu, tgl.27 Januari 2010 di lahan petani. Pertemuan SLPTT kali ini dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Wilayah yaitu Ibu Laily Wahyuni, SP beserta PPL yang lain yaitu Bpk. Akhiyat, Bambang, kemudian THL sdr. Mustajab, Suminah, kemudian
PHP Bpk. Masbukhin, SP dan Mantri Tani Bpk. Suyud, SP.
Pertemuan kali ini membahas tentang Agens Hayati (Bevaria), Pemupukan berimbang dan pengamatan unsur N terhadap warna daun.