Rabu, 28 Desember 2011

SL - FLORIKULTURA FASILITASI PASCA PANEN ADENIUM

Pelaksanaan Sekolah lapang Florikultura Fasilitasi Pasca Panen Adenium di Poktan Kemuning Desa menunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik.
Dalam pertemuan ini dibahas masalah perkembangan tanaman hias adenium dari asal usulnya, kenaikan harga yang meroket sampai pada jatuhnya kembali harga adenium. Untuk meningkatkan kembali harga adenium diperlukan teknik - teknik dan cara yang mengikuti perkembangan pasar. Dibahas pula cara perawatan, media tanam, pemupukan yang tepat sampai pada pengamatan hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman hias adenium.


Kamis, 15 Desember 2011

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

Upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha tani padi masih terus di lakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan. Sistem Jajar Legowo adalah salah satu teknologi penanaman padi yang dikembangkan untuk tujuan tersebut. Dengan system tanam Jajar Legowo, tanaman padi dapat berproduksi lebih tinggi karena adanya pengaruh dari tanaman pinggir.


TEKNOLOGI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Jajar Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan,sehingga terjadi pamadatan rumpun padi didalam barisan dan melebar jarak antar barisan tanaman. Sistem tanam Jajar Legowo ini tidak mengakibatkan populasi tanaman berkurang dan bahkan semakin bertambah karena adanya tambahan rumpun padi di dalam masing-masing barisan tanaman. Jajar Legowo berasal dari kata “ jejer” yang artinya berjajar, “lego” yang artinya luas dan “dowo”yang artinya memanjang. Jadi di antara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Dengan demikian pada system tanam Jajar Legowo 2 : 1. yaitu 2 barisan tanaman diselingi 1 barisan kosong, semua rumpum padi berada di barisan pinggir dari pertanaman karena adanya ruang terbuka yang lebih lebar. Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh tanaman pinggiran yang hasilnya bisa mencapai 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dari produksi padi yang berada di bagian dalam. Berkurangnya barisan tanaman padi dengan dibiarkanya barisan yang kosong pada system tanam Legowo, dapat di kompensasi dengan meningkatkannya hasil tiap barisan tanaman sehingga di capai peningkatan produksi padi dibandingkan cara tanam secara penuh.

MACAM-MACAM SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Jajar legowo 3 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 3 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 3 : 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

TUJUAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO :
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang.
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit. Posisi orang yang melaksakan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
Dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1.

SELAMAT MENCOBA - SEMOGA BERHASIL

Rabu, 23 November 2011

Padi Inpari 13 Tahan Wereng Coklat

Anomali iklim dengan frekuensi hujan terus-menerus setiap hari akan menyebabkan kelembaban udara tinggi sehingga berpotensi memicu pertumbuhan hama wereng batang coklat (WBC) pada tanaman padi.Jika perkembangannya tidak bisa dikendalikan maka bisa memicu peningkatan populasi yang menyebabkan meledaknya intensitas serangan. Ini bisa menyebabkan puso. populasi tinggi WBC dapat menyebabkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Kondisi ini disebut hopperburn dan membunuh tanaman. Wereng batang coklat juga dapat menularkan penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang sampai saat ini tidak bisa diobati. Pada kepadatan 1 wereng coklat per batang atau kurang, masih ada peluang untuk bertindak guna menekan populasi.
Penggunaan benih padi varietas tahan serangan WBC merupakan salah satu cara utama untuk mencegah dan mengatasi puso akibat serangan hama ini. Saat ini BB-Padi telah mengeluarkan varietas padi Inpari 13 yang tahan terhadap serangan WBC biotipe 1, 2 dan 3.

Keunggulan lainnya dari varietas ini adalah potensi hasil tanaman yang tinggi, sekitar 8 ton per hektar, umur tanaman genjah sekitar 103 hari, tahan terhadap penyakit blas ras 033 dan agak tahan terhadap ras 133, 073 dan 173, cocok ditanam di ekosistem sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl dan tekstur beras yang dihasilkan lebih pulen.
Selain menerapkan varietas unggul, pencegahan WBC dapat dilakukan dengan penerapan teknik budidaya yang baik seperti bersihkan gulma dari sawah dan areal sekitarnya, hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami, amati wereng di persemaian setiap hari atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air, periksa kedua sisi persemaian.

Potensi dan rata-rata hasil

Inpari 13 merupakan varietas berumur sangat genjah dengan umur tanaman 103 hari. Inpari 13 ini memiliki rata-rata hasil 6,59 t/ha (potensi hasil 8,0 t/ha). Sedangkan Inpari 1, 2, 3, dan Inpari 6 Jete termasuk dalam klasifikasi varietas yang berumur genjah (105-124 hari). Keempat varietas tersebut memiliki rata-rata hasil di atas 5 t/ha. Inpari 1 dengan umur 108 hari memiliki rata-rata hasiI yang tinggi, sekitar 7,3 t/ha dengan potensi hasil 10 t/ha. Sedangkan Inpari 2 yang berumur 115 hari memiliki rata-rata hasiI 5,83 t/ha dengan potensi hasil 7,30 t/ha. Inpari 3 yang dilepas pada tahun 2008 memiliki umur panen sekitar 110 hari, rata-rata hasiI panennya sebesar 6,05 t/ha atau setara dengan potensi hasil 7,52 t/ha, sedangkan Inpari 6 jete bila ditanam di sawah dataran rendah sampai tinggi (±600 m dpl) memiliki rata-rata hasil sebesar 6,82 t/ha (potensi hasil 12 t/ha) dengan umur panen sekitar 118 hari. IR.66 merupakan varietas yang mempunyai ketahanan biotipe lengkap memiliki rata-rata hasiI 4,5 t/ha atau setara dengan potensi hasiI 5,5 t/ha.

Mutu beras

Selera konsumen di Indonesia sangat beragam, untuk daerah yang banyak menyukai tekstur nasi pera dengan kadar amilosa tinggi, dapat menanam varietas tahan wereng cokelat IR.66. Varietas tersebut memiliki tekstur nasi pera dan kadar amilosa tinggi (25%). Varietas IR.66 memiliki bentuk beras ramping. Masyarakat Indonesia di Pulau Jawa sebagian besar menyukai nasi yang pulen seperti nasi varietas IR.64 dan Ciherang. Saat ini banyak pilihan varietas padi pulen yang tahan wereng cokelat di antaranya adalah Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13.
Keempat varietas tersebut mempunyai tekstur nasi pulen dan kadar amilosa sedang (20,1-25%). Inpari 1 mempunyai kadar amilosa 22%, Inpari 2 18,55%, Inpari 3 20,57%, dan Inpari 13 22,40%. Varietas yang mempunyai kadar amilosa lebih rendah adalah Inpari 6 Jete (kadar amiIosa 18%). Bentuk beras yang banyak disukai konsumen adalah beras panjang dan ramping, seperti beras IR.64 dan Ciherang. Lain lagi dengan Inpari 2 yang dilepas pada tahun 2008, varietas tersebut memiliki bentuk beras panjang dan gemuk.

Rabu, 12 Oktober 2011

BUDIDAYA BUNGA ADENIUM

Adenium merupakan tanaman yang relatif mudah untuk dibiakkan. Terdapat dua cara perkembangbiakan Adenium; generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan generatif dapat Anda lakukan dengan menggunakan biji Adenium. Untuk mendapatkan biji Adenium, Anda harus membungkus buah-buah Adenium dengan plastik.



Perlu Anda ketahui bahwa buah Adenium merupakan tipe buah dehiscent, artinya ketika matang buah ini akan pecah menyemburkan bijinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk membungkus terlebih dahulu buah-buah ini dengan plastik ketika belum dipetik dari pohonnya. Buah Adenium mulai tumbuh ketika bunga mekar telah berusia 1 bulan, dan dalam waktu 3-4 bulan buah-buah ini akan matang. Jadi Anda boleh mulai membungkus buah-buah ini 2-3 minggu sebelum masa matangnya. Ketika matang, biji-biji Adenium akan tertampung dalam plastik. Kemudian, kumpulkan biji-biji tersebut untuk dikeringkan.



Setelah kering, biji-biji ini dapat segera Anda tanam kembali. Kekurangan dari cara pembiakan generatif adalah waktu yang dibutuhkan cukup lama karena Adenium dewasa baru mulai berbunga ketika usianya 6 bulan. Perkembangbiakan vegetatif dapat Anda lakukan dengan cara stek atau cangkok. Terdapat beberapa keuntungan dari perkembangbiakan vegetatif pada Adenium, antara lain: Anda dapat memilih karakter bonggol atau bunga yang bagus, biji lebih mudah dikumpulkan, dan tanaman tidak mudah terserang virus.

Sementara itu, kekurangannya adalah Anda akan sulit menduga seperti apa bentuk Adenium Anda ketika dewasa. Cangkok yang umumnya dilakukan adalah cangkok pada bagian percabangan batang dan bonggol. Anda dapat menggunakan kantong plastik dan plester untuk membungkus bagian yang dicangkok, kemudian menunggu hingga bungkusan tersebut membesar. Jika terlihat membesar, artinya cangkokan Anda telah tumbuh menghasilkan anakan baru, dan Anda boleh membuka bungkus plastik tersebut.

Jika Anda mencangkok pada bagian bonggol, maka jangan lupa untuk melapisi plastik dengan kertas karbon (atau kertas koran jika Anda tidak memiliki kertas karbon), agar bonggol tidak hangus karena matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cangkok hanya 2-4 minggu hingga menghasilkan anakan baru. Anakan baru tersebut harus ditumbuhkan di tempat teduh karena anakan ini masih belum tahan terhadap sinar matahari langsung.

Ketika Anda memutuskan untuk membudidayakan Adenium, berarti Anda harus memiliki pasokan bibit yang cukup. Yang dimaksud dengan bibit Adenium di sini adalah anakan yang telah memiliki bonggol, yang sudah ditumbuhkan selama 9 bulan. Keunggulan bibit tersebut adalah pertumbuhannya optimal sehingga ketika dewasa akan menjadi tanaman yang sehat dan kuat. Bibit ini pun sudah cukup kuat jika Anda ingin mencangkoknya.

Dalam budidaya Adenium, jangan ragu-ragu untuk memberi pupuk pada masa pembibitan. Dengan pemberian pupuk yang intensif, bibit Anda dapat matang hingga 3 bulan lebih cepat daripada bibit tanpa pupuk.

sumber : tanaman.org

Kamis, 18 Agustus 2011

MANGGA ( Mangifera Indica L )

Deskripsi
Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26 o - 28 o C. Apabila suhu udara di atas 42 o C akan merusak tanaman. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun. Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson.
Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya menghasilkan 40 kg/pohon. Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.


Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember. Musim panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali. Pada bulan November terjadi panen raya mangga. Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain. Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen. Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.
Untuk menghasilkan buah mangga yang berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik serta pelaksanaan penanganan pasca panen dan pemasarannya dilakukan hal-hal sebagai berikut :

Budidaya
Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dengan tinggi sekitar 50 cm (berusia 6-8 bulan). Bibit ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 5 m x 5 m. Setelah tanaman mencapai tinggi 1 m batang utama dipangkas dengan menyisakan tanaman setinggi 80 cm dari permukaan tanah. Tunas yang muncul dipelihara 3-4 buah yang baik (sudut 90 – 120 o) untuk menghasilkan cabang primer. Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan setelah pemangkasan pertama/tinggi tunas mencapai 1 m seperti pemangkasan kedua untuk menghasilkan cabang sekunder. Begitu selanjutnya hingga pemangkasan ketiga untuk menghasilkan cabang tersier sehingga diperoleh pola percabangan 1-3-9-27. Produksi buah mangga dimulai dari percabangan tersier.
Pembungaan di luar musim bisa dilakukan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT). Namun seringkali pembungaan di luar musim ini menghasilkan buah dengan mutu rendah.
Buah yang terbentuk, setelah berumur 30 – 40 hari dibungkus dengan kertas setelah sebelumnya disemprot dengan pestisida.
Tanaman yang ukuran tajuknya melebar luas dan tinggi dipangkas berat hingga ukuran tajuk 1,75 m dengan tinggi 3 m. Ukuran tajuk pohon sangat penting karena akan mempengaruhi kemudahan pemeliharaan serta pemanenan buah. Tanaman yang tua juga dipangkas berat sehingga tinggal tersisa tunggulnya saja setinggi 1-1,5 m. Pemangkasan seperti ini bertujuan untuk meremajakan pohon sehingga tidak perlu dilakukan pembongkaran tanaman.

Pemanenan
Pemanenan buah mangga dilakukan ketika telah memenuhi ciri-ciri buah mangga yang matang, yaitu :
Adanya lapisan lilin buah
Bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung
Bila buah diketuk menghasilkan nada tingi
Buah akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam air
Tangkai buah kering
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 – 09.00 atau pada sore hari jam 16.00 karena produksi getah rendah.

Pencucian
Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit buah. Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen. Pencucian dilakukan dengan cara ‘hot water dip”, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu direndam dalam air panas.


Sortasi dan Grading
Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat kecil).
Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya. Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang lainnya dalam kemasan. Buah yang tidak lolos sortasi karena kulit buah yang tidak mulus atau buah yang salah bentuk masih dapat dijual ke pasar-pasar tradisional ataupun di jual dalam bentuk kupasan (slice).

Pengemasan
Buah mangga tahan selama 7 hari setelah masak. Pengemasan yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan/susut buah pasca panen terutama saat transportasi/distribusi. Pengemasan dilakukan untuk mencegah benturan, menahan goncangan, mengurangi gesekan, melakukan penumpukan dan mengatur suhu. Kemasan keranjang bambu dapat memuat buah hingga 25 kg, kemasan peti kayu mampu memuat sebanyak 30 kg buah.

Penyimpanan dan Pemeraman
Mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang memiliki pola respirasi yang di awali peningkatan secara lambat, kemudian meningkat pesat dan menurun setelah mencapai puncak. Buah klimakterik dipanen pada saat matang namun belum masak. Pemeraman dilakukan untuk memasakkan buah. Hasil pemeraman kurang baik apabila buah dipetik belum waktunya (belum masak). Penyimpanan buah mangga dibutuhkan penanganan ekstra karena produksi etilen buah yang cukup tinggi sehingga dapat mempercepat kemasakan buah yang tidak diinginkan.

Pengolahan
Buah mangga tidak meluluh hanya dikonsumsi sebagai buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, selai, sari buah, minuman ringan, tepung, keripik, manisan dan lain - lain.

sumber : situshijau

Kamis, 28 Juli 2011

SLPTT JAGUNG HIBRIDA BISI 816

Pada hari Kamis Tgl. 28 Juli 2011, SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) Jagung Hibrida BISI 816 dilaksanakan di desa Banyuurip Kecamatan Kedamean - Gresik. Acara ini dihadiri oleh Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Kedamean, Aunur Rofiq, SP, Penyuluh Pertanian WIBI, Bambang Pujaratna, SP, Petugas OPT, Masbukhin, SP dan THL Mustajab.




Jumat, 08 Juli 2011

Pelatihan PL . III

Gambar - gambar Pelatihan PL - III di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gresik serta di Lokasi Laboratorium Pengamatan hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura di Pandaan Pasuruan.




Selasa, 14 Juni 2011

JENIS - JENIS ADENIUM

Adenium merupakan suatu genus yang berada dalam famili Apocynaceae. Jadi, adenium masih sekeluarga dengan Plumeria, Nerium, Pachypodium ataupun Allamanda.
Dari berbagai literatur, diketahui bahwa ada beberapa cara penggolongan Adenium. Ada yang menganggap suatu jenis sebagai species, ada yang menganggapnya sebagai subspecies (varietas).
Menurut definisi spesies, mereka tidak bisa kawin dan menghasilkan keturunan dengan species lain, kalau bisa sangatlah sulit. Inilah yang terjadi dengan berbagai species Adenium yaitu mereka sangat sulit untuk dapat menghasilkan keturunan dari persilangan antar spesies.

Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Adenium obesum
b. Adenium multiflorum
c. Adenium oleifolium
d. Adenium somalense
e. Adenium swazicum
f. Adenium boehmianum
g. Adenium arabicum
h. Adenium socotranum

Adenium obesum (Desert Rose)
Ditemukan di daerah Afrika, di sebelah selatan gurun Sahara dari Senegal sampai Sudan dan juga Kenya. Warna normal bunga-nya adalah pink sampai merah. Karena ditanam dari biji, maka muncul varietas-varietas baru yang sangat beragam bentuk penampilannya, bentuk bunga, ataupun bentuk daunnya. Oleh berbagai nursery di Thailand dan Taiwan , varietas baru ini dipilih dan dikembangkan secara intensif. Varietas pilihan ini diberi nama masing-masing dan lebih banyak dikembangkan sebagai batang atas untuk grafting, sedangkan batang bawah diperoleh dari biji warna pink karena paling mudah dikembangkan biji-nya.
Tidak mempunyai masa dorman yang jelas, sehingga pertumbuhannya cukup cepat. Secara umum merupakan steril jika penyerbukan sendiri, sehingga seringkali tak terjadi penyerbukan saat tanaman tersebut sendirian.

Adenium multiflorum (sabi star)
Ditemukan di Afrika bagian selatan di sisi timur, seperti Mozambik dan Afrika Selatan bagian Timur. Tumbuh tinggi dan bercabang dengan daun yang lebar. Bonggolnya tidak membesar, tapi mempunyai batang dan akar yang membesar. Mempunyai masa dorman yang cukup panjang (lebih dari 4 bulan), saat masa itulah jenis ini akan berbunga (2-4 bulan) dengan tanpa daun.
Banyak adenium hibrida yang punya sedikit “darah” multiflorum karena bunga-nya yang memang sangat cantik. Bunganya putih dengan garis merah di pinggirnya. Namun keturunannya sering kali malas berbunga dan batangnya terlalu panjang sehingga pemilihan secara intensif terus dilakukan.

Adenium oleifolium
Ditemukan di gurun Kalahari yaitu perbatasan antara Namibia , Botswana dan Afrika selatan. Daunnya sempit, panjang dan hampir paralel di kedua sisi dengan warna mengkilap. Bunga-nya kecil tapi berbiji cukup besar. Cukup mudah untuk menumbuhkannya, sayang pertumbuhannya sangat lambat. Bonggolnya cukup kecil jika dibanding jenis lain.

Adenium somalense
Ditemukan di Somalia selatan sampai Tanzania , dan Kenya . Ukurannya bervariasi dari kecil sampai setinggi 5m. Bunganya lebih kecil dari obesum dengan warna pink sampai merah tua. Pola strip dari pinggir menuju corong merupakan ciri khas somalense. Jenis ini biasa disilangkan dengan obesum sehingga sebagian “darahnya” terkandung dalam kebanyakan adenium hibrida saat ini.
Adenium somalense var. crispum
Jenis ini cukup beda dengan somalense asli. Tanaman ini sangat kompak dengan daun yang memanjang dan bergelombang. Perumbuhannya cukup lambat dengan bonggol yang tidak begitu membesar yang tumbuh di dalam tanah.

Adenium swazicum
Ditemukan di pesisir timur Afrika bagian selatan seperti di pesisir timur Afrika Selatan , Swaziland , dan perbatasan Afrika selatan dan Mozambik. Mempunyai bentuk daun yang sempit dan panjang dengan warna lebih muda dari kebanyakan jenis lain. Bunga-nya berwarna magenta hingga ungu muda. Jenis ini mudah berbunga dan kompak tapi sangat sulit untuk berbiji. Bisa juga digunakan sebagai pejantan untuk persilangan dengan obesum. Hibrida dari jenis ini akan rajin berbunga dibanding hibrida jenis lain. Seperti halnya obesum, memiliki masa tumbuh yang panjang jika terdapat kondisi hangat dan diberi air cukup.

Adenium boehmianum

Ditemukan di Namibia dan Angola yaitu di sisi barat atau sisi kebalikan dari ditemukannya Swazicum. Mempunyai bunga yang serupa dengan swazicum tapi mempunyai daun yang panjang dan lebar. Jika dibandingkan dengan semua jenis adenium, daun boehmianum merupakan yang paling besar. Mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek dan pada masa itulah muncul bunga yang lebih kecil dari bunga swazicum. Jenis ini juga hanya berdaun saat masa tumbuh tersebut, sedangkan saat dorman daunnya akan rontok. Bonggolnya sama sekali tidak membesar dan pertumbuhannya lambat.

Adenium arabicum
Ditemukan di sebelah selatan dan barat semenanjung Arab. Spesies ini mempunyai bonggol yang sangat besar bercabang banyak dengan daun yang tebal. Bunga-nya berwarna pink cerah. Jenis ini biasa ditanam dari biji untuk mendapatkan bentuk bonggol yang besar. Adenium arabicum mempunyai masa dorman yang jelas, meski ada jenis arabicum tertentu yang daunnya tidak berguguran saat dorman.
Di Thailand, sudah diadakan pemilihan sedemikian rupa sehingga muncul varietas-varietas baru dengan varietas asli biasa diberi nama Yak Saudi. Varietas baru itu antara lain: Ra Chee Ni Pan Dok (RCN), Petch Na Wang (PNW), Petch Muang Kong (PMK), Black Giant, Black Knight,Yak Kaset, Yak Lop Bu Ri, Yak Sim Bu Ri, Yak Bang Yai dan yang paling baru adalah RCN Double flower atau Tub Tim Thong Chai.

Adenium socotranum
Adenium socotranum ditemukan di Pulau Socotra Yaman (sebelah selatan semenanjung Arab). Mudah dikenali dari struktur batangnya yang menjulang yang membesar di atas permukaan tanah. Sebagian akarnya tumbuh di atas permukaan tanah sehingga membuatnya makin indah. Tanaman setinggi beberapa meter dapat mempunyai bonggol dengan diameter 2,4 m. Merupakan yang terbesar di antara jenis lain. Mempunyai bunga berwarna pink dan dua kali ukuran multiflorum.
Di Thailand sudah berkembang anakan dari jenis ini yang dinamai Thai Socotranum. Kemudian berbagai varietas baru ditemukan, antara lain: Golden Crown, Diamond Crown, Petch Ban Na, S1, dan Kao Hin Zon. Namun orang barat sering menyebut Thai Soco ini sebagai Socotranum palsu karena sebenarnya merupakan jenis Arabicum.

Sumber : bijiadenium.com

Minggu, 05 Juni 2011

BERTANAM JAGUNG MANIS

Jagung Manis adalah tanaman yang sangat gampang untuk di pelihara dan mempunyai prospek yang bagus saat di panen. Menanam jagung manis relatif gampang.

Syarat Tumbuh
Jagung ini kebanyakan ditanam di dataran rendah baik, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pergunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut.

a. Tanah
Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan pengairan yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik.
Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar,

b. Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.

Cara menanam
Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja.
Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua.
Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih.
Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran.
Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih” Rocol dan lain-lain.,

Waktu tanam.
Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut:
a. jagung ditanam pada musim hujan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung di tegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April.
b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah.


Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman.
a. Pengolahan tanah:
Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa.

b. Jarak tanam
Variati yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang.
Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3

Pemeliharaan
Pemupukan.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna:
Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur.
Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman.

Penyiangan dan Pembumbunan:
Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha.
Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman.
Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan.

Hama dan Penyakit
Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu.

Ulat Agrotis (agrotis Sp )
Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.

Ulat daun (Prodenia litura F).
Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit.

Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).
Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga.

Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW)
Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.

Ulat tongkol (Heliothis armigera),
Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00

Penyakit :
Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari.
Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya).

2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

Pemungutan hasil.
Jagung pada umumnya sudah Cukup masak untuk dipanen pada umur 7-8 minggu setelah berbunga. Pemeriksaan di kebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada biji pada waktu anen biasana berada di antara 25–35%.

Panenan sebaiknya dilakukan pada saat tidak hujan, sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Setelah tongkol dikupas dan dijemur hingga cukup kering, segera di pipil dan pipilan dijemur lagi sampai kering konstan (kadar air ± 12%).
Penjemuran sampai cukup kering untuk disimpan biasanya berlangsung selama ± 60 jam sinar matahari. Penyimpanan hasil Jagung pipilan yang sudah kering hendaknya disimpan dalam tempat yang bersih dan kering.
Ruangan/gudang penyimpanan terlebih dahulu dibersihkan dan disemprot dengan DDT untuk mencegah serangan hama bubuk (Calandra oyzae L). Penyimpanan dalam karung sebaiknya diletakkan dl atas balok-balok kayu sebagai alat agar tidak langsung menyentuh lantai. Kadar air biji dipertahankan agar tidak lebih dari 14%.
Penyimpanan jagung yang berkadar air tinggi akan menyebabkan suhu dalam karung menjadi panas dan biji cepat rusak serta mudah diserang hama bubuk. Usaha mempertahankan kadar air ini dapat dilakukan dengan mengadakan penjemuran ulang sewaktu-waktu.

Sumber : IPTEK INDONESIA

Kamis, 02 Juni 2011

PERSONIL BP3K KEDAMEAN

KEPALA BP3K


AUNUR ROFIQ, SP





LAILY WAHYUNI, SP


BAMBANG, PUJARATNO, SP



YUDHIE PRASETYO


HERY SUROSO



NURHADI


MUSTAJAB


SUMINAH

MANTRI TANI :

FARIKHAH LINDA, SP

PETUGAS OPT

Kamis, 26 Mei 2011

PERAWATAN EUPHORBIA

Bentuk bunga unik dan warna ngejreng menambah daya tarik Euphorbia. Untuk mendapatkan dompolan bunga euphorbia nan cantik itu ada tekniknya.
Kecantikannya semakin menonjol bila didukung dengan sosok tanaman yang seluruhnya optimal, mulai dari batang kokoh, cabang kompak, dan susunan bunga yang bagus. Wajar bila penampilannya mengundang perhatian, sehingga banyak yang meminatinya.
Apalagi ada kepercayaan, keluarnya bunga dapat menggambarkan nasib dan keberuntungan si pemiliknya. Ingin euphorbia Anda berbunga semarak? Mudah, lakukan 6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan pengendalian penyakit.

A. Pemangkasan
Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.
B. Penyiraman
Agar euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun. Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan. Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media tanamnya.
C. Penempatan
Penyinaran penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.
D. Penyiangan
Senantiasa menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok sebaiknya segera dibuang.
E. Pemupukan
Agar berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.
F. Hama dan Penyakit
Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara berkala.
Penanaman Tepat Untuk Euphorbia
Kunci keberhasilan merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik, akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut cara menanam euphorbia dengan benar
• Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar untuk membuang kelebihan air.
• Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak menggenang di dasar pot.
• Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat, jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak setengah sendok makan.
• Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu, tanaman siap ditanam.
• Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang lainnya.
• Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.

Jumat, 06 Mei 2011

HAWAR DAUN BAKTERI PADA PADI

Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang terinfeksi berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.



Cara pengendalian
Gunakan varietas tahan. Ini adalah cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit.
Pemupukan lengkap—Penyakit semakin parah bila pupuk N dipakai secara berlebihan, tanpa P dan K
Kurangi kerusakan bibit dan penyebaran penyakit
Infeksi bibit terjadi melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan yang buruk atau angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyakit menyebar melalui kontak langsung antara daun sehat dengan daun sakit melalui air dan angin.
Kurangi penyebaran penyakit dengan
• penanganan bibit secara baik waktu tanam pindah,
• pengairan dangkal pada persemaian, dan
• membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi
Kurangi jumlah inokulum
Tunggul tanaman yang terinfeksi dan gulma dapat menjadi sumber inokulum.
• Pertahankan kebersihan sawah — buang atau bajak gulma, jerami yang terinfeksi, ratun padi yang semuanya dapat menjadi sumber inokulum.
• Keringkan sawah — upayakan sawah bera mengering untuk membunuh bakteri yang mungkin bertahan dalam tanah atau sisa tanaman.

Sumber :
http://balitpa.litbang.deptan.go.id;
htpp://www.puslittan.bogor.net; www.litbang.deptan.go.id;
www.knowledgebank.irri.org

BP3K Kedamean

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Website BP3K Kedamean Kabupaten Gresik dapat diluncurkan pada awal bulan Januari 2010. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta seluruh umat penerus ajarannya sampai akhir zaman.


Peluncuran Website merupakan salah satu langkah awal BP3K Kedamean dalam mengembangkan Cyber Extension (penyuluhan berbasis IT) di Kabupaten Gresik. Website ini merupakan fasilitas yang memudahkan Penyuluh dan petani di Kabupaten Gresik khususnya wilayah Kedamean dalam mendapatkan informasi dan teknologi. Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan di Kabupaten Gresik, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Pengembangan Cyber Extension sudah menjadi komitmen bagi BP3K Kedamean untuk lebih menunjang peningkatan kinerja Penyuluh. Semoga saja, Website BP3K Kedamean ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para Penyuluh. Masukan dari berbagai pihak sangat kami perlukan untuk perbaikan website ke depan.
Billahi Taufik Walhidaayah. Wassalaamualaikum Wr. Wb.,

TIM KREATIVE BP3K KEDAMEAN - GRESIK

Selasa, 03 Mei 2011

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG DAN TUNGRO PADA PADI

Penggerek batang
Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.



Cara pengendalian
Lindungi agen pengendalian hayati—Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum luas, mis. methyl parathion.
• Sayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah.—Telur-telur penggerek batang kuning diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah, pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi.
• Tanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang kuning.
• Varietas tahan—Beberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati.
• Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang terdapat di situ.
• Jaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring.
• Olah dan genangi sawah setelah panen.
Pengendalian kimiawi
Insektisida sistemik berbentuk granular seperti karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, atau fipronil yang masuk ke dalam tanaman, merupakan bahan kimia yang dapat Beluk pada stadia
reproduktif. Sundep. Larva penggerek batang padi putih. Imago penggerek batang padi putih. Imago penggerek batang padi merah jambu. Larva penggerek batang padi merah jambu. mengendalikan penggerek setelah masuk ke dalam batang. Penyemprotan efektif untuk kupu-kupu. Sebagaimana halnya dengan pestisida lainnya, keuntungan dari penggunaan insektisida harus mempertimbangkan risiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena terbunuhnya musuh alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama. Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan teliti setiap sebelum pestisida digunakan.

Tungro
Tungro adalah penyakit pada padi berupa virus yang biasanya menyerang pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.



Cara pengendalian
Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti TukadUnda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi
tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.