Rabu, 18 April 2012

BUDIDAYA KACANG PANJANG

Kacang panjang (vigna sinensis), adalah tanaman yang mudah ditemukan di ladang, di kebun, pekarangan rumah, di sawah atau sebagai selingan tanaman palawija lainnya. Perawatannya yang gampang, menjadikan tumbuhan yang satu ini mudah ditanam. Pada kacang panjang yang masih muda bila dimakan terasa renyah dan enak dilalap mentah.
Selain enak untuk di makan, makanan ini juga dipercaya dapat menyembuhkan kencing manis, rematik, arthritis, dan gangguan saluran kemih.

Secara umum kacang panjang dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
Kacang lanjaran yang bersifat membelit
Kacang panjang bukan lanjaran dan tidak membelit.
Yang dimaksud lanjaran adalah tiang yang dibuat dari Bambu atau kayu untuk tempat tanaman membelit.


Cara menanam Kacang panjang
# Pemilihan Benih
Kacang panjang dikembangkan dengan biji. Benih yang kita gunakan ada baiknya yang sudah matang dari pohon, setelah itu kita jemur dibawah sinar matahari hingga kering, dikupas dan dijemur lagi. biji kacang panjang yang seperti ini bisa langsung kita tanam tanpa melalui proses penyemaian terlebih dahulu.

jika hasil dari cara diatas dirasa kurang memuaskan, kita bisa membeli benih kacang panjang "pilihan" yang banyak dijual dipasar/penjual tanaman.


Adapun ciri-ciri benih kacang panjang yang baik adalah :
Biji memiliki daya tumbuh yang tinggi (lebih besar dari 80 persen)
Murni, tidak tercampur dengan biji-biji lain yang tidak jelas dari varietas lain. Sehat, bernas dan cukup tua. berproduksi tinggi serta bebas (atau minimal tahan) dari hama penyakit.

# Pengolahan Tanah
Tanah diolah dengan cangkul, bajak, atau mesin sedalam +/- 30 cm.
Biarkan tanah terbuka selama kurang lebih 4 hari untuk memberi kesempatan tanah bernapas.
Buatlah dengan ukuran panjang 8-10 meter, lebar 1-3 meter, dan tingi 20-30 cm. Atau sesuaikan dengan kondisi lahan.
Bedengan sebaiknya dibuat membujur ke arah utara dan selatan.


# Penanaman
Penanaman kacang panjang bisa dilakukan pada akhir musim hujan, tujuannya
Agar tanaman mudah mendapatkan air
Tanaman tidak busuk karena terkena curah hujan yang banyak

Bibit juga bisa ditanam pada musim kemarau dengan syarat air untuk pengairan bisa didapatkan dengan mudah. Setelah tanah siap untuk ditanami, maka dibuatlah lubang tanam menggunakan tugal.

Pembuatan lubang ini harus ditentukan sebelumnya berdasarkan jarak tanam yang sesuai keinginan petani serta pola tanam. pedoman pengaturan jarak tanam kacang lanjaran ialah 30 x 60 cm. Setiap lubang dimasukan 2-3 biji, kemudian lubang ditutup dengan tanah tipis-tipis (jangan terlalu ditekan supaya benih bisa bertumbuh ke atas tanah).

Sambil kita menunggu benihnya tumbuh dapat disiapkan lanjaran atau tongkat yang terbuat dari bambu atau kayu. Panjang lanjaran ini kira-kira 2 meter. Kacang panjang merupakan tanaman yang merambat dan membelit, sehingga mutlak diperlukan lanjaran (turus/tiang). Model turus ini bermacam-macam, ada yang berbentuk segitiga, berbentuk pagar, piramid segitiga, piramid segi epat dan sebagainya. Bisa juga diberi tali-temali antara lanjaran satu dnegan yang lainnya.

Biasanya bibit kacang panjang akan tumbuh setelah 4-5 hari, jika ada lubang yang bibitnya gak tumbuh sebaiknya segera diambil dan diganti dengan bibit yang baru.

Pada saat tanaman mencapai ketinggian 25 cm, tanaman biasanya akan membelit lanjaran. Jika tamanan merambat ketanah bisa kita Bantu dengan mengikatkan tali rafia agar pertumbuhannya merambat keatas tiang, atau sesuai dengan yang kita inginkan

Pada lahan yang (sering) ditumbuhi rumput, sebaiknya dilakukan penyiangan/pemotongan/pencabutan. Rumput dan tanaman di sekeliling tanaman kacang panjang bisa mengganggu pertumbuhan, karena merebut gizi-gizi tanaman yang ada ditanah. Pda saat yang sama lakukan pemantauan terhadap munculnya hama dan penyakit.

Pengamatan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara menghitung populasi hama pada tanaman yaitu mengambil contoh pada petak-petak kecil di beberapa tempat secara acak, kemudian lakukan pengamatan terhadap tanaman yang ada dalam petak tersebut. Hal ini bisa menjadi petunjuk kapan tanaman perlu disemprot dengan pestisida.

# Pemupukan
Pamupukan ini juga salah satu hal penting, terlebih jika lahan yang digunakan untuk bercocok tanam merupakan tanah tandus atau tidak subur. Tanah tandus atau tidak subur perlu diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10 ton perhektar, pemukuan diberikan sewaktu pengolahan tanah.

Selain pupuk kandang, bisa juga ditambahkan pupuk buatan, yakni KCL 125 kg per hektar, SP.36 200 kg per hektar, dan Urea 50 Kg per hektar. Sebagai pupuk dasar, SP.36 dan KCL diberikan semua, sedangkan Urea hanya 2/3 bagian. Sisanya 1/3 digunakan sebagai pupuk tambahan saat tanamana berumur 3 minggu.

Pupuk diberikan dengan cara penugalan di kiri dan kanan tanaman pada jarak 10-15 cm untuk pupuk dasar, dan 20-30 cm untuk pupuk tambahan. pemupukan sebaiknya dilakukan saat tanaman tumbuh pesat.

Semoga bermanfaat (bambang pujaratna-PPL Kedamean)

Kamis, 29 Maret 2012

STUDY BANDING KE TULUNGAGUNG

Hari Rabu, Tanggal 28 Maret 2012, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik mengadakan acara Study banding Poktan ke BKPP Tulungagung. Sebanyak 60 orang Ketua Poktan dan Petugas Pertanian Kec. Kedamean ikut dalam acara ini.
Acara yang dipimpin oleh Kepala BP3K Kec. Kedamean, Bpk. AUNUR ROFIQ, SP ini digagas untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagi seluruh peserta study banding agar hasilnya dapat diterapkan di wilayah Poktan masing - masing. Petugas Pertanian yang mengikuti study banding ini selain Kepala BP3K adalah Mantri Pertanian sebanyak 1 (satu) orang, POPT sebanyak 1 (satu) orang, Penyuluh Pertanian sebanyak 4 (empat) orang dan THL-TBPP sebanyak 3 (tiga) orang.


Obyek yang dikunjungi adalah pertama sampai di BPP Ngantru - Tulungagung, disini peserta diajak untuk menyaksikan teknik budidaya lombok besar. Dimulai pada saat tanam sampai menjelang panen, pemberian pupuk yang tepat baik dosis maupun jenisnya, penambahan kapur dolomit dan pencegahan maupun pemberantasan hama/penyakit.


Dari Ngantru meneruskan perjalanan ke BPP Rejotangan, disini peserta mendapatkan pengarahan di ruang pertemuan BPP oleh Kepala BPP Ngantru, Penyuluh Pertanian setempat dan wakil dari Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan (BKPP) Bpk Sukarni.
Kemudian peserta diajak melihat Sistem tanam Padi SRI (System of Rice Intensifications) di Wilayah Poktan Banjarejo. Setelah itu meneruskan perjalanan ke Pembuatan Pupuk Organik Granul.


Dari ketiga tujuan study banding tersebut, hendaknya para Pelaku usaha dan Pelaku utama yang tergabung dalam poktan se wilayah Kecamatan Kedamean dapat menyerap manfaat, mengambil sisi positif untuk dikembangkan di Kedamean. Diakhir acara, peserta diajak untuk refreshing ke PIP (Pantai Indah Popoh) di wilayah Tulungagung.





Selasa, 20 Maret 2012

BINTEK PUAP DI BP3K KEDAMEAN

Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Maret 2012 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Gresik mengadakan Bimbingan Teknologi PUAP di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Kedamean. Sebanyak 13 (Tiga Belas) Desa yang memperoleh Program PUAP diundang dalam Bintek ini, khususnya Bendahara Gapoktan agar pelaksanaan administrasi keuangan uang dapat lebih baik.
Hadir dalam Bintek ini dari BP4K sebanyak 3 orang, yakni Bapak Purbo, SP, Bapak Abdul Rozaq, SP dan Ibu Minarsih, SP.


Bimbingan ini diharapkan dapat memacuh dan meningkatkan kemampuan para Bendahara Gapoktan dalam melaksanakan aktivitas keuangan Gapoktan. Tak lupa pula disampaikan oleh Bapak Purbo, SP agar Dana PUAP hendaknya bisa semakin berkembang sehingga mampu membantu dan meningkatkan taraf hidup anggota Gapoktan, asalkan benar - benar dilaksanakan sesuai dengan arahan dan tujuan dari program PUAP itu sendiri.

Jumat, 09 Maret 2012

SAMBUNG RASA

Kegiatan Sambung Rasa antara Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan Mitra Usaha di Bidang "Agribisnis" dalam rangka Menopang Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan di Kabupaten Gresik dilaksanakan di Desa Gading Watu - Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik pada hari Rabu Tanggal 7 Maret 2012.
Kegiatan Sambung Rasa ini dihadiri oleh Bapak Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Ketua DPRD Kabupaten Gresik, Bank Jatim, BRI, Pasar Induk Jawa Timur "Puspa Agro", BPTP Jawa Timur, Dinas Pertanian, Kantor Ketahanan pangan Kab. Gresik, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gresik, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Gresik, PT. Petrokimia Gresik, PT. Petrokimia kayaku, Muspida, Muspika, Camat se Ex Kawedanan Driyorejo, Kepala Desa, Kepala BP3K, Ketua Gapoktan dan Petani / Para Pelaku Usaha Agribinis serta instansi-instansi terkait.


Kegiatan Sambung rasa ini rencananya akan berlangsung secara bergantian di ex kawedanan di Kabupaten Gresik serta akan disiarkan secara rutin di Televisi JTV. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Gresik patut diacungi jempol dan patut dibanggakan. Kedekatan antara Petugas Pertanian dan Petani melalui upaya seperti ini hendaknya dapat diwujudkan.





Selasa, 21 Februari 2012

PENYAKIT LAYU PADA CABE DAN PENGENDALIANNYA

Tanaman Cabe atau lombok memiliki prospek pasar yang menjanjikan dalam usaha agribisnis. namun yang perlu diingat tanaman cabe banyak menemukan masalah kaitanya dengan banyaknya jenis dan intensitas serangan penyakit tanaman. Penyakit layu pada tanaman cabe merupakan penyakit yang cukup merugikan dan jika tidak dilakukan penanganan secara tepat dapat menyebabkan kerusakan dan menggagalkan pertanaman.

penyakit layu pada tanaman cabe ini secara umum ada 2 jenis yaitu layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium f.sp.capsici dan layu bakteri yang disebabkan oleh bakteri Psudomonas solanacearum (EF) Sm .

Penyakit Layu Fusarium.

Penyebab penyakit ini adalah jamur Fusarium oxysporium f.sp.capsici Schlecht. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam pada tanah masam (ph tanah rendah, kurang dari 6). Serangan ditandai dengan memucatnya tulang daun sebelah atas dan diikuti menunduknya tangkai daun. Jika pada batas antara akar dengan batang dipotong akan terlihat cincin coklat kehitaman diikuti busuk basah pada berkas pembuluh.


Pengendalian penyakit layu fusarium dapat dilakukan dengan beberapa cara pengendalian antara lain :
Pengapuran lahan sebelum tanam untuk meningkatkan PH tanah dan mengurangi kemasaman tanah.
Pengaturan irigasi dengan baik, jangan sampai air menggenang berlebihan pada lahan pertanaman. Jika pertanaman pada musim hujan maka bedengan agar dibuat lebih tinggi.
Pencelupan bibit ke dalam air yang telah dicampur dengan fungisida seperti Derosal 1,5 g per liter air sebelum bibit di tanam untuk pencegahan.
Penyiraman dengan larutan fungisida seperti seperti Derosal dengan takaran 1,5 gram per liter air pada saat tanaman berumur 25 - 40 hari setelah tanam (HST).
Lakukan eradikasi pada tanaman terserang dengan cara mencabut tanaman yang terserang. Usahakan jangan sampai tanahnya tercecer dan bertebaran ke mana-mana karena dapat menulari tanaman yang sehat. Setelah dicabut, taburi lubang bekas tanaman terserang tadi dengan kapur secukupnya dan lubang ditutup kembali dengan tanah.
Untuk tanaman yang sehat yang berada di sekitar tanaman terserang, disiram dengan larutan formalin dengan takaran 2 - 5 cc per liter air sebanyak 200 ml per tanaman. Gunanya untuk pencegahan agar tidak tertular oleh fusarium dari tanaman yang terserang tadi.
Pengendalian yang lain adalah secara teknis budidaya dengan pergiliran tanaman lain selain tanaman dari famili Solancea (terung-terungan). Jika sebelumnya lahan pernah ditanami cabe atau tanaman lain yang masih satu famili, lebih baik cari lahan yang lain.

Penyakit Layu Bakteri.

Penyakit layu bakteri ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam di dataran rendah dibandingkan di dataran tinggi. Gejala serangan yang tampak adalah layu pada beberapa daun muda dan atau menguningnya daun tua sebelah bawah. Gejala lain yang terlihat adalah berkas pembuluh pengangkut yang berwarna cokelat tua dan membusuk setelah batang, cabang atau pangkal batangnya kita belah.

Namun jangan sampai kita salah identifikasi terhadap layu bakteri ini, sebab gejala seranganya hampir-hampir mirip dengan gejala serangan layu fusarium. Untuk membedakanya secara mudah, siapkan air putih dalam sebuah gelas. Kemudian potong cabang atau batang tanaman cabe yang terserang layu tadi dan dijepit dengan pisau dan dicelupkan ke dalam air putih tadi. Perhatikan jika dari potongan cabang atau batang tadi keluar exudat berwarna putih seperti asap, dapat dipastikan tanaman tadi terserang bakteri Pseudomonas bukan layu karena serangan Fusarium. Jika tidak keluar eksudat putih berarti tanaman terserang oleh penyakit layu fusarium.


Pengendalian penyakit layu bakteri ini dapat dilakukan dengan beberapa cara pengendalian yang kompatibel antara lain :

Pengaturan irigasi dengan baik, jangan sampai lahan pertanaman tergenang air berlebihan. Segera buang air yang berlebihan dengan sistem drainase yang baik.
Pencelupan bibit dengan larutan bakterisida seperti Agrimycin dengan takaran 1,2 gram per liter air atau dengan Agrept dengan takaran 2 gram per liter air untuk pencegahan serangan layu bakteri.
Penyemprotan atau penyiraman dengan bakterisida pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam (HST) dan diulang 1 - 2 kali penyemprotan dengan interval 10 hari sekali.
Untuk penanganan tanaman yang terserang dapat dilakukan seperti halnya pada tanaman yang terserang layu fusarium. pada pengendalian yang lain dengan pergiliran tanaman yang bukan sefamili untuk menghindari penularan patogen.

Rabu, 18 Januari 2012

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN

Tanpa banyak disadari bahwa lahan pekarangan bila dikelola secara optimal dan terencana dapat memberikan manfaat yang sangat besar dalam menunjang kebutuhan gizi keluarga disamping sekaligus untuk keindahan (estetika). Lahan pekarangan dapat dikembangkan sebagai apotik hidup dengan menanami tanaman obat keluarga (TOGA) dan gizi hidup dengan menanam berbagai buah-buahan dan sayuran. Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara berkelanjutan.


Perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan :

1. Pengolahan Lahan (Tanah)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (NPK, SP 36 dan Urea) secara berimbang.


2. Menentukan Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figur menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya.

3. Menentukan Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga.


4. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk keberhsihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah dalam-dalam karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos. Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam.

Demikian beberapa saran berupa panduan perencanaan yang mungkin bermanfaat khususnya bagi mereka yang memiliki kegemaran berkebun untuk dapat mengoptimalkan lahan sekitar rumah sehingga menjadi lahan pekarangan yang memiliki multifungsi.

sumber : Beta Kulinet